Apakah persalinan secara Caesar adalah selalu merupakan pilihan terbaik.
Ya belum tentu juga, dari sisi resiko dan efek negatif haruslah dipelajari terlebih dahulu.
Pada bedah Caesar yang direncanakan akan melalui berbagai prosedur tetap, seperti pemeriksaan urin dan darah secara rutin. Selain itu jenis pembiusan dan obat-obatan akan dicek ulang, apakah pasien alergi dan lain sebagainya. Kondisi kejiwaan ibu sebelum masuk kamar operasi juga menjadi bagian dari berhasilnya operasi.
Ketakutan si ibu akan berpengaruh pada tekanan darah jantung dan masalah lain yang dapat menghambat operasi.
Jika operasi Caesar tidak direncanakan atau bersifat darurat, dilakukan setelah muncul masalah atau kesulitan selama prose persalinan.
Berbagai alasan untuk mengambil keputusan dilakukannya bedah Caesar antara lain adalah sebagai berikut:
1. Kegagalan berkembang atau persalinan lama.
Kontraksi lemah, pembukaan yang tidak ada kemajuan atau bayi yang tidak mau turun meski telah dilakukan usaha untuk membuat kontraksi lebih bagus. Keadaan ini ditunggu sampai beberapa waktu lamanya sesuai prosedur dari Rumah Sakit atau Dokter Ahli.
2. Mal Presentasi atau Mal Posisi.
Yaitu letak janin dalam rahim tidak normal atau tidak sesuai jika lahir normal. Misalnya saja posisi bayi berbaring horisontal, sungsang dan posisi kepala bayi mendongak sedemikian rupa sehingga sulit atau tidak dapat melewati panggul.
3. CPD (Cephalopelvic Disproportion).
Yaitu keadaan dimana kepala bayi terlalu besar, struktur panggul ibu lebih kecil atau kombinasi dari keduanya.
CPD ini jarang terdeteksi sebelum persalinan, karena meski bayi besar dan panggul ibu kecil, pada umumnya bayi akan menyesuaikan dan sendi panggul akan melebar selama persalinan.
Jika waktu cukup banyak dan kualitas kontraksinya bagus, tetapi tidak ada perkembangan, maka diagnosis CPD ini akan ditetapkan.
4. Distress Janin.
Yaitu terjadinya perubahan kecepatan pada denyut jantung janin secara tiba-tiba. Ini terjadi akibat terlilit tali pusat dan akibatnya terjadi berkurangnya aliran darah yang ke plasenta.
5. Masalah Janin.
Misalnya saja cacat bawaan.
Di sini peran Caesar berguna untuk mengurangi resiko masalah baru pada bayi yang baru lahir.
6. Prolaps Tali Pusat.
Tali pusat turun mendahului janin di atas kepala janin dan menjepit tali pusat.
7. Placenta Previna.
Artinya Plasenta menutupi jalan lahir.
Pada saat leher rahim melebar, placenta terlepas dari rahim dan menyebabkan pendarahan yang tidak sakit pada calon ibu. Ini dapat mengurangi pasokan oksigen ke janin.
8. Abrupsio Placenta.
Yaitu plasenta terlepas dari dinding rahim sebelum persalinan.
Keadaan ini dapat menimbulkan pendarahan rahim.
9. Penyakit Calon Ibu.
Misalnya saja penyakit jantung, HIV/AIDS atau penyakit dan kondisi medis bahaya lainnya yang serius.
Misalnya calon ibu tidak mampu menahan stres persalinan dan melahirkan lewat vagina.
10. Bedah Caesar Ulang.
Apabila pada persalinan sebelumnya dengan Caesar, kemungkinan besar saat melahirkan berikutnya juga akan beresiko melahirkan secara caesar.
Dewas ini para ahli mendorong para calon ibu untuk melahirkan secara normal demi mengurangi tingkat operasi caesar yang menjadi pilihan banyak pasangan tanpa adanya indikasi medis.
Itulah beberapa keadaan darurat yang mengharuskan seorang calon ibu untuk operasi Caesar. Dilakukan demi keselamatan bayi dan calon ibu.
No comments:
Post a Comment