"Ada fenomena pergeseran usia, sekarang sebelum menopause sudah kena kardio vaskular. Sekarang umur 40-an juga sudah mulai kena, pasien termuda saya ada yang baru berumur 34 tahun," kata Dr Antonia Lukito,SpJO-FIHA dalam Media Briefing Hasil studi terbaru CRUCIAL yang dilakukan terhadap para pasien di Asia Pasifik, termasuk Indonesia di Jakarta, Rabu (12/10).
Penyebab pergeseran itu, disebut Antonia, adalah karena pola hidup modern yang dilakukan oleh para perempuan pekerja itu seperti sering makan diluar (misal di restoran cepat saji), merokok dan jarang olahraga telah membuat resiko kardio vaskular meningkat dari sebelumnya.
"Hal itu terutama karena salah satu faktor resiko kardio vaskular ini memang kolesterol," ujar Antonia.
Selain perempuan modern, penyakit jantung juga diduga mulai meningkat risikonya sejak masih anak-anak dibawah usia 10 tahun meskipun di Indonesia belum ada penelitian yang bisa mengkonfirmasikan hal tersebut.
"Mulai dari bayi sudah ada proses. Jika ada anak obesitas, resiko akan lebih tinggi lagi. Anak gemuk memang lucu dilihat tapi ini tidak baik, bisa terjadi percepatan proses aterosklerosis," ujar Prof Dr Lukman Hakim SpPD KKV, salah satu tim dokter yang bergabung dalam penelitian CRUCIAL.
Beberapa dokter anak disebut Lukman telah menyatakan melihat adanya kecenderungan proses penyakit jantung telah dimulai sejak masih anak-anak namun belum ada penelitian yang menyatakan apakah kecenderungan itu bersifat global atau hanya kasuistik saja.
Lima faktor resiko terbesar bagi penyakit kardio vaskular adalah total kolesterol yang tinggi, tekanan darah tinggi, obesitas, alkohol dan rokok.
Penyakit jantung masih merupakan pembunuh nomor satu yang menyebabkan lebih dari 17 juta kematian di dunia per tahun, terlebih dengan pergeseran pola hidup dimana manusia semakin banyak mengkonsumsi daging yang dituding sebagai penyebab utama menumpuknya kolesterol.
"Tekanan darah dan kolesterol LDL yang tinggi adalah faktor penyebab dari berbagai bentuk penyakit kardio vaskular. Kenaikan kolesterol LDL adalah masalah yang terus meningkat di kebanyakan negara Asia," ujar Antonia.
Penyakit jantung itu juga menjadi salah satu hal yang berbahaya karena diperkirakan hingga 90 persen muncul tanpa adanya gejala terlebih dahulu sehingga sering disebut "the silent killer" (pembunuh tanpa suara).
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menurunkan resiko kardio vaskular dipaparkan Lukman adalah dengan melakukan olahraga teratur tiga kali seminggu selama 30-60 menit per sesi, tidak menumpuk olahraga pada satu waktu tertentu karena berbahaya dan menghindari menjadi perokok aktif maupun pasif serta mengatur pola makan.
"Nikotin (dalam rokok) dapat menaikkan tekanan darah hingga 10 mmHg jika diisap lebih dari satu jam. Merokok sepanjang hari membuat tekanan darah tetap tinggi sepanjang hari," ujarnya.
Langkah sederhana yang dapat dilakukan untuk mengetahui resiko terkena kardio vaskular disebut Lukman adalah dengan mengukur lingkar pinggang.
"Pada orang Asia, pria berisiko jika lingkar pinggangnya lebih besar dari 90 sentimeter dan wanita lebih dari 80 sentimeter," ujarnya. (www.suarapembaruan.com)
No comments:
Post a Comment